Jumat, 18 Juli 2025

satu lagi kata maaf

 grief

Menjelang satu tahun, dan aku masih tak sepenuhnya mengerti.

Bagaimana mungkin seseorang, kamu, pernah mengatakan memiliki "rasa" terhadapku.

[Even though you said it faded, thank you for being honest. Even though you knew it would hurt me, I truly appreciate your honesty.]

Tapi di saat yang bersamaan, aku justru merasa kamu lebih nyaman untuk tidak dilihat, tidak didengar, dan barangkali, tidak dicintai, setidaknya olehku.

Mungkin karena kamu memang tidak pernah menginginkannya

Apakah semuanya itu hanya basa-basi, Wan?

Atau sekadar upaya agar aku tidak merasa seperti orang bodoh yang berharap sendiri?

Atau... mungkin memang aku tak ditakdirkan untuk sepenuhnya mengerti kamu, Wan?


Akhir-akhir ini, aku sering bertanya: bagaimana bentuk cinta yang benar? yang tulus? yang tidak mengaburkan logika dan harga diri?

Sependek yang aku tahu, cinta adalah kehadiran, penerimaan, dan pertumbuhan.

Tapi mengapa rasanya kita tak pernah benar-benar saling menyambut perasaan itu meskipun kamu sempat bilang memiliki "rasa"?


Sejujurnya aku ingin tahu bagaimana kamu memandang cinta.

Kamu tak pernah mengatakannya, dan aku pun terlalu ragu untuk bertanya.

Padahal aku berharap, seandainya kita punya sedikit saja ruang dan keberanian, kita bisa bicara tentang itu—agar aku tak perlu terus melihat cinta dari sudut pandang orang lain, dan terus merasa ada yang salah dalam caraku memahami.


Apakah sekarang aku sudah menemukan jawabannya?

Sebagian kecil, iya. Tapi sisanya masih kabur.

Aku sudah beberapa kali mencoba merelakan mimpiku—tentang kita, yang bahkan tak pernah sempat kita bicarakan dengan utuh.


Kalimatmu waktu itu, “sementara kita lepas dahulu,” masih mengendap dalam pikiranku.

Aku terus bertanya-tanya: sementara itu maksudnya berapa lama?

Apakah aku terlalu menggantungkan harapan pada kata yang kabur maknanya?


Padahal dulu aku sempat berkata,

Tolong tolak atau terima aku dengan jelas.

Dan mungkin... kamu sudah berusaha menjawab, tapi jawabannya tidak sampai kepadaku sebagaimana yang kubutuhkan untuk benar-benar memahami.


This has been really hard for me.

And I’m sorry if, in the process, I made it hard for you too.


Lalu bulan Mei datang. Setelah ulang tahunmu yang aku ingat betul.

Kamu menghilang—tanpa tanda. Tak ada pesan. Tak ada balasan.

Dan aku hanya bisa menebak: Is no closure your version of closure, Wan?


Satu hal yang sangat aku sayangkan:

Kenapa komunikasi kita terasa sangat sulit, bahkan untuk hal kecil seperti,

"Fi, aku akan sibuk. Mungkin tak bisa banyak bicara. Semoga kamu mengerti."

Satu menit menulis seperti itu mungkin cukup untuk membuatku tenang.

Tapi pada akhirnya, mungkin memang… tidak pernah menemukan jawaban adalah jawabannya.

Tidak ada komentar: