sebelum kamu bertanya, pada halaman ini dan sebelumnya, aku memanggilmu Awan. ia tinggi, indah, tapi tidak pernah menampakkan tingginya. dan sepertimu aku juga selalu menyukainya.
maaf
Awan, maaf aku kembali menulis di sini. padahal janjiku hanya pada halaman sebelum ini, halaman dimana aku berusaha mengikhlaskanmu dan tidak lagi mengusahakanmu, hanya membiarkanmu menjalankan arus cerita kita. tapi dari halaman itu aku senang Wan, sebuah pencapaian bagiku untuk tidak mengirim pesan selamat ulang tahun untukmu. tentu saja aku ingat. aku hanya tidak ingin lagi menyakiti diriku sendiri dengan berharap kamu akan melakukan hal yang sama di ulang tahunku. sederhana, harapanku setiap tahun hanya sekedar ucapan selamat ulang tahun darimu, tapi tidak pernah terjadi. sejak kapan Wan? ah sudahlah aku tidak ingin mengingatnya. karena itu, selama ini aku tidak pernah berani berharap lebih dari sekedar ucapan ulang tahun, apabila menyangkut tentang kita.
judul dari tulisan ini "maaf dan terima kasih" seperti yang beberapa bulan lalu kamu kirimkan Wan. aku tidak mengerti maaf dan terima kasih seperti apa dan untuk apa yang kamu maksud kan. juga, alasan dari mengapa kamu menunggu aku mendapatkan seseorang terlebih dahulu, maksudku mengapa jalan ceritamu harus bergantung dari jalan ceritaku. penjelasanmu kemarin masih belum menjawab kebingunganku Wan, aku masih tidak mengerti apa yang sebenarnya kamu inginkan.
akan ada banyak jalan untuk orang yang ingin, dan ada banyak alasan untuk orang yang enggan.
jika yang kamu inginkan bukan aku dan apabila kamu tidak bisa melihat aku di masa depanmu, tolong tolak aku dengan jelas, supaya akupun bisa sembuh lebih cepat. jika kamu memiliki niat baik, tolong approach aku dengan jelas pula. aku lelah dengan semua abu-abu ini Wan. masih sama, kamu tidak pernah sejelas itu. kenapa wan? bolehkah jika aku memintamu lebih jelas dan tegas kali ini? tolong lebih tegas dengan keinginan dan perasaanmu sendiri. kali ini aku tidak masalah untuk memulainya lebih dulu lagi.
pada tulisan ini, aku ingin meminta maaf atas diriku beberapa tahun lalu. maaf aku tidak pernah sejelas itu atas perasaanku. selain itu, permintaan maaf pula untuk ketidaksiapanku menjalin hubungan sekaligus belum mendapatkan bendera hijau dari orangtuaku. hingga kita seperti ini wan. seperti katamu, tidak jelas. oleh karena itu, aku berusaha membuat semua ini jelas. sekarang, aku tidak lagi takut melakukan kesalahan wan, termasuk dalam memulai sebuah hubungan, bukan bermaksud mencoba kesalahan. tapi menerima risiko untuk bertumbuh lebih baik lagi.
kamu adalah ketidaksempurnaan yang ingin aku bersamai. jika diizinkan, aku ingin kita bertumbuh bersama, aku ingin menemanimu. aku tidak mungkin sejauh ini jika tidak mencintaimu. semua ini masih bisa diperbaiki dan disusun ulang, tapi hanya bila kamu bersedia pula.
semua tulisan di sini tentangmu, Awan. semua tulisan di sini berisi kebingungan, kebimbanganku, dan semua ini adalah tanggungjawabku. jadi kamu tidak perlu merasa perlu membaca semua tulisan disini, tapi bila kamu membacanya, sekali lagi semua yang aku rasakan adalah tanggung jawabku. seperti katamu "confess itu penting" jadi aku melakukannya.
aku akan bertahan hanya jika kamu menginginkannya dan aku akan pergi hanya jika kamu menginginkannya.
maaf jika semua tulisan ini mengganggumu, aku bisa menghapusnya bila kamu menginginkannya.
terima kasih
terima kasih untuk banyak hal ya Awan, terima kasih sudah menjadi salah satu alasanku bisa mencapai titik ini, untuk memantaskan diri. terima kasih sudah berbagi dan mempercayakan cerita-ceritamu, aku selalu senang mendengarnya. aku juga selalu senang mendengar kabar darimu, aku masih ingin mendengarnya lagi dan lagi. terima kasih sudah pernah berbagi mimpi-mimpimu, aku masih mengingat dan meletakannya di langit. terima kasih sudah menyebut namaku dalam doamu, karena aku pun begitu. semoga doa-doa baik kita bertemu di langit, semoga doa-doa kita bertaut.
terima kasih sudah mengusahakan banyak hal, aku selalu mengagumi kerja keras dan kegigihanmu, kemauamu untuk bertumbuh menjadi lebih baik lagi, serta kerendahan dan kebaikan hatimu. terima kasih untuk semua pertemuan yang tidak pernah direncanakan, aku mengingat dan menghargainya, begitu berharga. aku mengagumimu dengan segala kurang dan lebihmu. terima kasih sudah pernah mempersilahkan aku untuk masuk ke dalam alur ceritamu.
dengan menulis ini, aku mengikhlaskan semua hal yang sudah dan akan terjadi.
sekali lagi maaf dan terima kasih Awan. kamu tidak berhak atas rasa ragu terhadap apapun itu.